Selasa, 10 April 2012

Video, Lagu batak terbaru, Trio Simorangkir 'Aut Sura'

Video lagu Batak terbaru, dari Trio Simorangkir berjudul 'Aut Sura', silahkan disimak gan.

Continue lendo >>

Video, Lagu Batak Boru Panggoaran, Charles Simbolon

Lagu batak yang cukup populer, Boru panggoaran. Silahkan ditonton dan disimak gan, lagunya bagus.

Continue lendo >>

Senin, 12 Maret 2012

Referensi Untuk Lagu Batak

Bagi yang suka dengar lagu Batak, lagu ini dapat menjadi referensi untuk saudara, silahkan di dengar.

Continue lendo >>

Rabu, 14 Desember 2011

Martutur atau Sebutan Kekerabatan Pada Suku Batak Simalungun (4)

Tutur Itongah Jabu.

Tutur Itongah Jabu maksudnya ialah tutur sebutan pemanggilan didalam lingkungan keluarga atau sebutan pemanggilan ( tutur pandiloohon/pandilononhon ) misalnya:
Bapa, Maksudnya ialah sebutan tutur pemanggilan anak kepada Bapak/orang tua yang laki – laki.
Inang, Maksudnya ialah sebutan tutur panggilan anak kepada ibunya.
Bapa Tua, maksudnya ialah sebutan tutur pemanggilan anak kepada saudara Bapak yang jenjangnya paling tua
Inang Tua, maksunya ialah sebutan tutur pemanggilan anak kepada isteri saudara Bapak yang jenjangnya paling tua ( bapa tua )
Bapa Tongah, maksudnya ialah sebutan tutur pemanggilan anak kepada saudara bapak yang jenjangnya dibawah yang tertua dan di atas jenjang bapak.
Inang Tongah, maksunya ialah sebutan tutur pemanggilan anak kepada isteri saudara bapak ( bapak tongah)
Bapa Anggian, maksunya ialah sebutan tutur pemanggilan anak kepada saudara suadara Bapak yang jenjangnya di bawah jenjang Bapak sampai yang terbungsu.
Inang Anggi/Inanggian, maksudnya ialah tutr sebutan anak kepada isteri saudara-saudara Bapak ( Bapak Anggian )
Oppung Gotong, maksudnya ialah sebutan tutur pemanggilan anak kepada nenek laki-laki
Oppung Tudung/ Oppung Bualang, maksudnya ialah sebutan tutur pemanggilan anak kepada nenek perempuan. Untuk sebutan tutur pemanggilan kepada nenek ini boleh disebut nama cucu yang tertua dari anak laki-laki yang tertua.
Oppung Ni Bapa/Oppung Nono, maksudnya ialah sebutan anak kepada nenek Bapaknya Oppung Nono Sidalahi sebutan kepada nenek yang laki-laki dan kepada nenek wanita disebutan Oppung Nono Sidaboru.
Oppung Ni Oppung/ Oppung Rintei, maksudnya ialah sebutan tutur pemanggilan anak kepada neneknya nenek kepada kepada yang nenek laki-laki disebut oppung Rintei Sidalahi dan kepada nenek wanita disebut Oppung Rintei Sidaboru
Kaka, maksudnya ialah tutur sebutan tutur pemanggilan kepada saudara lebih tua dari kita.
Kaka Tua, maksudnya ialah sebutan pemanggilan kepada saudara tang tertua.
Kaka Tongah, maksudnya ialah sebutan tutur pemanggilan kepada saudara yang jenjangnya diatas kita dan dibawah jenjang yang tertua.
Anggi, maksudnya ialah tutur sebutan pemanggilan kepada saudara- saudara yang jenjangya dibawah kita. Dan saudara yang sebaya boleh disebut nama atau tutur anak kita atau anak anaknya misalnya Pa…..Anu ( Bapak si……Polan).
Nasikaha, maksudnya tutur sebutan pemanggilan kepada isteri abang yang jenjangnya lebih tua dari kita, dan sebutan isteri kepada semua saudara suaminya yang jenjangnya lebih tua. Tidak boleh berbicara secara langsung.
Nasianggi, maksudnya ialah tutur sebutan pemanggilan kepada suami isteri saudara-saudara yang jenjangnya di bawah kita.
Kepada suami-isteri dibawah jenjang kelahiran kita boleh disebut nama anaknya atau tutur anaknya kita, tidak boleh langsung berbicara.
Botou/Boto, maksudnya ialah tutur sebutan pemanggilan antara adik abang antara laki-laki dengan wanita yang sekeluarga dan saudara-saudaranya. Dan tutur sebutan pemanggilan kepada mereka yang belum diketahui tutur pemanggilan kepadanya, antara pihak laki-laki dan wanita, yang sudah tua atau muda usia.
Kaki, Bursok, Nongat, maksudnya ialah pemanggilan kepada anak laki-laki yang belum kita ketahui namanya atau memegang belum diberi nama.
Boru, maksudnya ialah tutur sebutan pemanggilan kepada anak perempuan yang belum kita ketahui nama dan memang belum mempunyai nama dan sebutan pemanggilan kepada anak wanita yang belum diketahui namanya oleh orang tua yang memanggilannya atau siapa saja.
Boru, adalah satu keharusan bagi tiap-tiap wanita warga Simalungun untuk menyebut boru yang diwariskan nenek moyang baru kemudian menyebut Marga yang dianut, dihayati dan diamalkannya, dan termasuk pada penulisan nama, misalnya Rohmaida boru Purba.
Catatan : wanita yang tidak menyebut boru dan menulis ( boru ) (br) diantara nama dengan marganya mungkin dia memakai marga tempelan?
Pargotong, maksudnya ialah pengenal atau cara bertanya tentang keinginan untuk mengenal Suami teman yang kita tanya misalnya:
Ise di goran ni Pargotong ni ham?
Siapakah nama Suami anda?
Pargotong, maksudnya Suami
Namambuat, maksudnya suami
Dalahi, maksudnya suami dan boleh juga maksudnya lelaki atau laki-laki

Parsonduk, maksudnya ialah pengenal atau cara bertanya tentang kenginan untuk mengenal isteri teman yang kita tanya misalnya:
Ise do goran ni Parsonduk ni ham?
Siapakah namanya isteri anda?
Parsonduk, maksudnya ialah isteri
Binuat, maksudnya ialah isteeri
Inang jabu, maksudnya ialah isteri
Indung jabu, maksudnya ialah isteri
Nassiam, maksudnya sebutan kepada semua orang.
Ham, maksudnya ialah sebutan penghormatan yang diucapkan sebelum sebutan tutur diucapkan misalnya:
Ham Tulang
Ham sebutan penghormatan
Tulang Bapak Mertua
Maka orang yang dapat atau terbiasa mengucapkan Ham setiap penyampaian sebutan tuturnya kepada pihak lain baik kepada orang yang lebih tua ataupun lebih muda maka orang itu dapat dinilai bahwa dia adalah orang yang tua adat ( maradat ) orang yang hormat ( mahamat ) dan setidak-tidaknya pencinta Adat Budaya atau pembimbing agar orang yang mendengarnya mencontoh.
Ambia, maksudnya ialah sebutan sesame laki-laki yang sebaya dan dibawah jenjang umur kita.
Baya, maksudnya ialah sebutan kepada sesame wanita sebaya dan terhadap dibawah umur kita.
Hatopan, maksudnya ialah pembantu tanpa upah.

Continue lendo >>

Martutur atau Sebutan Kekerabatan Pada Suku Batak Simalungun (3)


Pengertian Anak Boru.

Yang dimaksud dengan anak boru ialah keluarga yang mengambil isteri dari keluarga marga kita mulai dari jenjang kita bapak, nenek, nenek bapak dan neneknya nenek atau lima tingkat atau lima generasi dari rumah tangga kita. Keluarga anak boru yang seperti ini mengambil isteri turun temurun dari keluarga marga kita atau kepada saudara kita yang satu temurun dari neneknya nenek ( oppugn Rintei ) disebut anak boru manipat.
Semua jenjang anak boru ini bertanggung jawab untuk melaksanakan segala pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak keluarga orang tua isterinya ( tondong ) pada upacara adat istiadat maupun pekerjaan sehari – hari apabila dalam keadaan yang memerlukan bantuan tenaga maupun pemikiran.
Semua anak boru dipimpin oleh anak boru tua. Anak boru ini tidak berani menolak apa saja yang ditugaskan oleh tondong kepadanya mengingat doa tondong sewaktu anak boru ini masih bayi atau pada waktu sibayi diberi nama pada upacara membawa mandi pertama kali kepancuran ( patuaek ) dan sewaktu si bayi dsemburi ubun – ubunnya dengan air sirih doanya sebagai berikut :
Totou Sanggah Mamupus
Doa sewaktu menyemburkan sirih di ubun – ubun si bayi.
Tondong Dibata Idah, Mamupus salimbubu ulumu pihir…………..)**
Pihirpe boras pihir on, Pihiran dapeni Tondimu……………………)**
Podas marbagal podas marganjang, Gendeo bahen suruhen, Ase Mariah uhur nami……….)**
Horas ma ham panogolan )*
Ase malum uhur Bapa – Inangmu………….)**
Horas, horas, horas !
Terjemahan bebas :
Dijawab oleh para pemili dengan, itulah yang benar
Terjemahan bebas :
Bertua Tuhan Yang Maha Esa yang kelihatan.
Menyebur ubun – ubun kepalamu keras……….)**
Keraspun beras ini,
Lebih keras lagi Rohmu………..)**
Lekas besar lekas tinggi
Agar kelak guna disuruh
Supaya pikiran kami gembira………..)**
Selamat sejahtera lah engkau Panogolan )**
Semoga berbahagia Ibu – Bapakmu…….)**
Rahayu, Rahayu, Rahayu !
Jenis – jenis Anak Boru
Anak boru ada dua jalur/jenis yaitu :
- Anak boru Manipat ( turun – temurun )
- Anak boru Marbuat ( mengambil/perkawinan )
Anak Boru Manipat.
Anak Boru Manipat maksudnya ialah keluarga yang sudah sejak nenek neneknya ( oppung ni oppung ) atau lima turunan dari keluarga itu mengambil isterinya kepada keluarga marga itu.
Seandainya dibawah jenjang dari nenek neneknya itu ada yang tidak mengambil isteri kepada marga kita, tetap juga keluarga itu menjadi Anak Boru ( manipat ) dan mungkin pada jenjang turun ke lima dari nenek dari nenek ( oppung ni oppung ) itu kembali lagi mengambil isteri dari keluarga marga kita jalur yang turun temurun inilah yang dimaksud Anak Boru Manipat.
Anak boru yang termasuk Anak Boru Manipat adalah turun temurun mengambil isteri dari keluarga kita, sebagai berikut :
Anak boru lakkip maksudnya ialah yang mengmbil isteri dari keluarga Marga kita atau saudara kita yang perempuan dari se-ibu se-bapak dan anak saudaranya Bapak kita.
Anak Boru Daroh maksudnya ialah keluarga yang mengambil isteri dari saudara perempuan atau kakak, adik ( oppung/Amboru ni bapa ).
Anak Boru Tua.
Anak Boru Tua maksudnya ialah keluarga yang mengambil saudara perempuan dari neneknya Bapak yang dilahirkan oleh generasi ke lima.
Secara warisan anak boru tua inilah menjadi penanggung jawab semua tuga anak boru.
Anak Boru Mintori.
Anak Boru Mintori maksudnya ialah keluarga yang mengambil anak perempuan dari si A disebut Anak Boru lakkip yaitu keluarga si C, dan yang mengambil ( membuat ) wanita dari keluarga si C disebut oleh si C ialah anak boru iakkip tetapi si A menyebut tutur kepada anak boru iakkip si C ialah Anak Boru Mintori, yang mengambil anak gadis menjadi isterinya dari keluarga Anak Boru Mintori dari si A, disebut oleh si A ialah Anak Boru Ni Mintori dan yang mengambil perempuan jadi isteri dari keluarga Anak Boru Ni Mintori si A disebut oleh si A ialah Anak Boru Ni Mintori.
Tutur sebutan pemanggilan si A dan keluarganya kepada semua keluarga Anak Boru Mintori, Anak Boru Ni Mintori dan Anak Boru Mintori Ni Mintori adalah sama dengan tutur keluarga si A kepada keluarga si C hanya tergantung kepada penyesuaiannya, misalnya si A menyebut tutur kepada si C adalah Hela maka yang mengambil anak wanita si C menyebut tutur sebutannya kepada si C ialah tulang, ( Bapak Martua ) dan seterusnya di sesuaikan dengan jenjang masing – masing.
Waluh Sibanjaran.
Waluh Sibanjaran ( delapan kelompok ), maksudnya ialah dari wadah Martondong Marsinina, Maranak Marboru, di temukan delapan unsur rumah tangga, ( Waluh tutur Jabu – jabu ) dan ditemukan delapan induk tutur sebutan pemangilan ( Waluh Induk Tutur pandiloonkon ) yaitu :
Waluh tutur Jabu : Sanina ( saudara )
( delapan sebutan ke rumah ) Gamot ( saudara yang disyahkan menurut adat )
Sanina Inang ( Ibu beradik kakak )
Sapariban ( Isteri beradik kakak )
Tondong ( keluarga pengambilan isteri )
Tondong Ni Tondong ( mertuanya mertua/bapak mertua isteri )
Anak Boru (keluarga suami adik kakak perempuan kita)
Anak Boru Mintori ( keluarga yang mengambil wanita dari keluarga anak boru )
Waluh Indung Ni Tutur
Walauh Indung Ni Tutur ( delapan induk/pokok tutur sebutan ) yaitu :
Opat Indung Ni Tutur Maganjang
( Empat Induk Tutur sebutan kejenjang atas ):
Oppung ( nenek laki – laki / perempuan )
Bapak, inang ( bapak, ibu )
Tulang, anturang, mami ( bapak mertua, ibu mertua ) keluarga isteri
Makkela, amboru, bibi ( bapak mertua, ibu mertua dari suami adik, kakak )
Opat Indung Tutur Matoruk
( Empat Induk Tutur jenjang kebawah )
Anak ( anak kita dan anak saudara )
Parumaen ( menantu perempuan/isteri anak )
Panogolan ( anak ipar, anak adik, kakak isteri ipar )
Hoppu ( cucu dari jalur tondong, sanina dan anak boru )

Continue lendo >>

Martutur atau Sebutan Kekerabatan Pada Suku Batak Simalungun (2)


Pergertian dari Tondong

Tondong, maksudnya ialah keluarga pihak yang memberikan anak wanitanya kepada marga lain menjadi isterinya. Semua saudara – saudara yang terkait dengan keluarga yang memberi anak wanita itu menjadi tondong dari semua keluarga yang terkait pula dengan sipenerima wanita itu.
Pemberi wanita menjadi isteri kepada marga/keluarga lain ada di lakukan turun temurun yang masih terbina dan lestari sampai sekarang disebut nama – nama jenjangnya ialah sebagai berikut :
Tondong Ipardomui maksudnya ialah keluarga ibu – bapak isteri kita dan saudara – saudaranya termasuk saudara sepengambilan isteri dari Bapak isteri kita.
Tondong Pamupus maksudnya ialah keluarga/ibu bapak dari ibu yang melahirkan kita dari saudara laki – laki dari ibu kita ( ipar dari bapak kita ).
Tondong Simada Daroh maksudnya ialah keluarga yang melahirkan bapak atau ipar nenek kita termasuk saudara – saudara.
Tondong Bona maksudnya ialah keluarga yang melahirkan nenek kita dan saudara – saudaranya.
Tondong Asal/Tondong Tua/Tondong Bona – Bona.
Tondong ini maksudnya ialah keluarga yang melahirkan nenek Bapak kita semua tondong seterusnya ketingkat neneknya nenek bertemu pada Tondong asal yang juga disebut Tondong Tua atau Tondong Bona – bona. Selalu bergabung pada Tondong Bona.
Jenis tondong yang seperti diuraikan diatas disebut Tondong Manipat ( turun – temurun ) apabila dilakukan pengambilan isteri itu juga dari keluarga yang turun temurun atau pada satu turunan dari nenek generasi kelima dari kita.

Pengertian Tondong di Tondong atau Puang.
Yang dimaksud dengan tondong ni tondong ialah dari jalur yang melahirkan ibu/isteri atau mertua ibu/isteri dan martua ibunya lagi dan seterusnya martua ibunya lagi atau martua ipar ( tondong ni tondong ) atau sering juga lalur martua dari martua ini disebut Tulang Ni Tulang atau Puang.
Jenis – jenis Tondong Ni Tondong atau Puang.
Saudaranya dan juga yang melahirkan isteri ipar ( Tulang ni lae ).
Puang atau Puang Ni Tondong, maksudnya ialah keluarga yang melahirkan Tondong Ni Tondong termasuk saudaranya.
Puangta, maksudnya ialah keluarga yang melahirkan Puang atau Puang Ni Tondong dan saudaranya.
Tutur sebutan kita kepada jalur Tondong Ni Tondong ini berlaku seperti tutur sebutan kepada Tondong ( keluarga Martua ) seperti pada tutur yang diuraikan pada Martutur terdahulu.
Pengertian Sanina.
Sanina, maksudnya ialah saudara.
Sanina Sambuyak terdiri dari satu ibu – bapak yang disebut Sambuyak dalam arti yang sempit, dan dapat juga terdiri dari satu cabang Marga dalam arti satu turunan yang mana dimulai dari nenek yang memulai dari Cabang Marga yang dianut dihayati dan diamalkan sejak dahulu sampai sekarang.
Sanina Bapa maksudnya ialah Bapak yang bersaudara.
Sanina Oppung, maksudnya ialah nenek yang bersaudara.
Sanina Oppung Ni Bapa, maksudnya ialah neneknya Bapak yang bersaudara.
Sanina Oppung ni Oppung, maksudnya ialah neneknya nenek yang bersaudara atau generasi kelima dari kita. Silsilah sampai generasi kelima ini masih selalu terbina.
Sanina Inang, maksudnya ialah ibu yang beradik kakak satu keluarga atau Bapak sepengambilan isteri dari satu keluarga.
Sanina Sapariban, maksudnya ialah marga – marga lain yang sepengambilan isteri dari satu keluarga, atau isteri mereka satu ibu – bapak dan saudaranya.
Sanina Marsigamoton atau Gamot.
Sanina Marsigamoton atau Gamot, ini maksudnya ialah saudara yang terdiri dari berlainan cabang marga namun satu induk marga yang disyahkan dengan Upacara Adat. ( Pengamotgamotan ).
Mereka yang saling bersigamotan ini terlebih dahulu saling mengenal prilaku masing – masing sebelum disyahkan menurut adat.
Mereka yang saling bersigamotan harus berbeda menenrangkan segala yang mungkin dianggap rahasia. Kepada gamot inilah tempatnya menjelaskan sesuatu yang tidak mungkin dijelaskan kepada orang lain, atau kepada Tondong, Sanina dan Anak Boru.
Fungsi Gamot ini sangat berat karena harus bijaksana bertanggung jawab dan sebagai jaminan dan menjamin diantara mereka yang saling bersigamotan. Orang yang prilakunya kurang baik atau pembohong maka orang tidak mau menjadi saling menjamin/jaminan ( marsigamotan ).
Pada pengadilan Peradatan gamot ini turut melaksanakan sumpah apabila ada tuduhan dari pihak lain dan membela kebenaran dari orang yang diagomatinya. Gamot dapat mengundurkan diri dari saling marsigamotan.

Continue lendo >>

Martutur atau Sebutan Kekerabatan Pada Suku Batak Simalungun (1)


Martutur ialah satu sistem untuk mengetahui jalur hubungan antara kita dengan pihak lain. Atau di ketahui posisi saling hormat menghormati ( Mar Sihamatan ) sesama. Martutur ini sangat utama bagi masyarakat Simalungun. Orang yang tidak mengetahui isinya pada jalur Martondong Marsanina, Maranak Boru maka dia akan di luar jalur dan mungkin akan terjadi yang seharusnya tidak dikehendaki misalnya menyebutkan tutur sebutan Bapak kepada Ibunya, dan menyebut nama mama mertua ( Tulang ) dan menyebut pangilan Ibu mertua ( Anturang ) kepada Bapak mertua ( Tulang ) dan mungkin akan terjadi perkawinan semarga ( Marboto – boto ).
Oleh sebab itu maka Martutur ini sangat penting karena mengetahui tutur berarti telah memgetahui posisi atau telah mengetahui jalur untuk saling hormat menghormati dan mengenal diri sehingga berkembang mekar bibit – bibit kesadaran diri, kesadaran keluarga yang di bawa sejak lahir, dan menuju kesadaran kewaspadaan Martondong, Maranank Boru ( Semua orang ) sehingga mengenal malu ( Melak ) dan mengetahui, yang pantang dan yang baik di lakukan.
Sampai sekarang tetap berlaku posisi saling hormat menghoramati pada masyarakat Simalungun yang tata kehidupannya sehari – hari berdasarkan adat istiadat ( kebudayaan ) warisan nenek moyang. Tiap orang – orang atau tiap – tiap keluarga akan berfungsi menjadi : Tondong, Sanina dan anak Boru, pada suatu ketika. Oleh sebab itu sistem Martondong Marsanina, Maranak Boru ini wajib di hayati dan di amalkan secara benar oleh setiap orang.

Continue lendo >>

Gabung Dong....

My Pagerank

Powered by  MyPagerank.Net
Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net
Counter Powered by  RedCounter

  ©Template by Dicas Blogger.

TOPO